Mahameru


Bulan sabit malam ini, katamu
Dan sepertinya hari ini langit sedang bermurah hati
Tidak ada petir dan guntur seperti semalam
Tidak juga panas dan kering seperti minggu lalu
Yang ada hanya aku diantara sepi dan kamu diantara denting
Malam ini terlalu indah, menyisakan asap tembakau untuk disesap
Dan debur ombak yang ganjil melebur biru

***

Kita berjalan tak perlu jauh
Cukup disini, di dalam gelap yang membisu
Menyembunyikan wajahmu hilang dalam ilusi
Kita mulai saja Sayang, pendakian dengan napasmu ini
Ranu Pane yang tenang memulai perjalanan kita
Raih aku sayang, kulum kedua Ranu di desa ini, dua saudari si Pane dan Regulo
Namun jangan puas dulu, puncak masih jadi latar belakang
Jauh dibalik sana, tertutup kabut dan awan-awan
Ayo jangan segan, sentuh aku perlahan, sambil kau tapaki langkah demi langkah
Menikmati indahnya Watu Rejeng yang ditumbuhi edelweis dan alang-alang
Tapi jangan tergiur sayang, biarkan hidup aman disana
Cukup kau sentuh saja, biarkan jemarimu di gelitik alang-alang
Biarkan matamu mengerjap lega, disapa lembah pinus dan cemara yang indah

***

Sudah letih kah kamu sayang? Kita istirahat saja dulu disini
Di tepi Ranu Kumbolo yang belum kau cicipi
Dirikan kemahmu, buat api unggun sambil menikmati bintang
Ayo jangan malu-malu, dekap aku saja dalam sepi
Biarkan aku rebah di dadamu yang bidang sambil menikmati aura malam
Tapi jangan juga terlalu lama disini, sayangku
Nanti kita bosan dan akhirnya terlelap
Malam ini terlalu indah untuk dilewatkan dengan dengkurmu

***

Medan setelah ini akan lebih berat, sayang
Tapi jangan takut, karena aku disampingmu
Menemani peluh keringatmu
Selaras dengan napasku
Raih genggamanku saat kita mendaki Tanjakan Cinta
Ayo agak sedikit cepat, perjalanan semakin seru
Napasmu mulai memburu, kugenggam jemarimu erat-erat
Tapi jangan lihat ke belakang lagi sayang
Mereka percaya cinta akan abadi
Aku tahu kau lelah, tapi Oro-oro Ombo yang luas menyambut kita
Indah dalam desah yang tidak lagi punya nada
Jangan ragu, ayo, bahkan kau belum melihat surga yang sesungguhnya

***

Aku masih disini sayang, belum pergi kemana-mana
Sekali lagi remas jemariku agar aku tahu kau ada
Kalimati di depan sana, basah dan subur
Indah diperbatasan antara padang rumput dan hutan cemara
Diberkahi mata air Sumber Mani
Belum... sabar sayang... Puncak masih diujung sana
Jangan tergesa-gesa, oksigen semakin menipis, napasmu tersengal-sengal

***

Kini dekap aku, dorong aku ke atas lebih dulu
Arcopodo ini rawan dan terjal
Bukit pasir yang rentan pada longsor
Bisa-bisa kita terpeleset jatuh berdua
Dekap aku lebih kencang lagi
Karena pasir dan kerikil kecil menggoda dibalik selimut ini
Kau tanya aku dengan cinta, Masih jauhkah puncak itu?
Kujawab sambil kukulum kau mesra, Satu perhentian lagi sayang
Dan dengan sabar kau biarkan aku memimpin
Meniti langkah satu per satu
Terus sebut namaku sayang, agar aku tetap sadar kau ada tepat di belakangku

***

Aku hilang dalam deru angin yang kencang di atas sini
Kebas dalam ayunan malam
Dalam napas yang memburu kau tanya aku, Hai Cantik dimana kamu?
Oksigen disini tipis, tak sampai napasku menjawab
Tersengal kujawab juga kau lirih, Ce...Cemoro Tunggal
Jangan biarkan aku di puncak ini sendiri, sayang
Susul aku, dalam desah dan sepi yang semakin melebur

***

Kau semakin tergesa berlari
Tenang sayang, biarkan surga datang pada kita
Jangan dikejar, karena surga itu semu
Kejar dia dan hanya jejak yang kau dapat
Tunggu saja, maka ia akan hadir di pangkuanmu
Puncak di depan mata, sayangku
Siapkah kau melihat surga?

***

Puncak.
Kita sampai juga bersamaan
Menjejakkan kaki di atas Mahameru
Dengan jemari masih menggenggam satu sama lain
Semoga ini sekarang dan selamanya
Tatap aku sayang, jangan hilang di surgamu
Biarkan semburan kegembiraan melebur dengan peluh dan segala lenguh
Hari ini kau usap rambutku perlahan
Menyelaraskan napas dan kau kecup perlahan
Terima kasih, telah membawa surga padaku sayang

***

Siapa bilang bumi tak punya surga?
Hari ini aku mengecap surga
Dari puncak Mahameru kulihat cinta
Tidak ada yang lain
Yang ada hanya aku dan kamu
Menyicip surga dalam dekap malam

The Brainy and The Ninny

I’m a fragile
Drowning in quandary
Oscillating in my instability
Grown up in the dream of aptitude

Then you sneaked into the glass
Seeing if a notion there
Checking anomaly
Looking for eccentricity

I’m not surprise if you see nothing
I’m just an ordinary. The perfect mediocre.
Perish in my own query, in my way of pursuit
Get lost in peculiarity, because i’m not done asking my own conviction
Idiosyncrasy of adolescence, you wont be that interested.

But I sit there, looking into the glistening eyes
Wondering if there is another else behind the rigidity
But than after a while, i know the answer is no
Simplicity of an N and an O

I got home and overlook the memories.
But then a popped up windows dash out again and again
Showing your face, sound off your voice and laugh
I’m wondering if there is a something wrong
I know the answer is Yes
Simplicity of a Y and an E and an S

But you’re not seeking for juvenile, i guessed
You wont extracted by sheepishness, i bet
You wont have time for my nonsense rag
We’re just not concordant in a way or another
The Brainy and The Ninny
The world would laugh of me

I need to scuttle of these all
Say something or just buzz off

These vacuity is torturing
Indifference is killing me
And you just did
Yes, you did.
Simplicity of a D and an I and another D.