Irama

Monday, February 25, 2008

Masih gerimis yang mengetuk atap
Menepukkan irama
tap-tap-tap
Seirama lembut hatiku yang berdetak perlahan

Masih kilat yang mewarnai malam
Sesaat terang dan lalu pergi
Meninggalkan pedih dimata
Yang tak berhenti mengalirkan sungai di pipi itu

Irama satu-dua dan tiga
Mengikuti getaran jiwa yang meratapi nasib
Memandangi bumi yang meleleh
Menangisi generasi yang kian layu

tap-tap-tap
alunan klasik yang menyayat
tergantikan palu yang memekakkan telinga
silau gemerlap malam dan bising

Sembunyi dimana sunyi kini
Sepi yang dapat menikmati musik hati
Mendengarkan detak irama tubuh ini
Dari dalam dada

Ku cari disana
Dan bising pula yang kujumpa
Ku cari disini
Dan teriakan pula yang kutemu

Pulanglah sunyi...
Agar manusia ini dapat berpikir dalam keheningan
Bercermin pada jernihnya air jiwa
Lihat! Apa yang telah kita perbuat!

0 komentar:

Posting Komentar