Untukmu Satu Purnama

Genap satu purnama
Genap satu merah
Genap satu bulan
Lelapku tanpa suaramu
Sangkaku, ku akan menangis terus menerus
Sangkaku, bayangmu akan terus menghantui
Tapi bukankah ini hidup, sayang...
Setelah bulir-bulir yang habis atas namamu
Setelah ranjang yang basah air mata bermalam-malam lalu
Setelah aku jatuh dan rasanya remuk
Kini mataku kering sudah satu bulan penuh
Kini aku lelap ditemani musik jiwaku sendiri
Kini aku berdiri tegak
Menyusun serpihan hati yang pecah berantakan
Kurekatkan tidak lagi dengan air mata
Tapi dengan ikhlas dan tanpa dendam
Rasa itu tentu masih bersemayam tak mau lepas
Rasa sayang yang begitu ingin kulepas
Tapi Ah biar saja dia diam disana
Kenang-kenangan tentang kisahmu
Yang pernah membawakan bunga putih
Bunga putih yang kini layu di atas lemariku
Tapi rasa itu tidak layu
Biar subur dalam bingkai indah
Yang suatu saat akan kukulum dengan senyum
Untuk putri kecilku kelak


0 komentar:

Posting Komentar