Monday, July 6, 2009
Kepada maut yang hampir mampirAku tau kau telah begitu murah hati
Meloloskanku untuk kesekian kali dalam hidup yang rasanya panjang ini
Aku tahu, kau tak akan sering-sering meloloskanku lagi kan?
Jadi jika untuk kesekian kalinya kau mampir di depan kamarku
Tolong ketuk dulu, ucapkan salam agar aku tahu kau datang menjemput
Aku ingin tinggalkan berbagai salam dan pesan pada mereka yang menunggui ranjangku
Kepada maut yang hampir datang
Aku memang bukan pejalan hidup yang sangat baik
Mungkin nisanku hanya menghabis-habiskan jatah tanah di bumi yang semakin sempit saja
Tapi nanti suatu saat, saat aku kaku membiru
Tolong pegang tanganku, Maut. Dan jangan dilepas
Karena aku takut gelap, dan dalam liang kubur yang wangi tanah itu hanya kau yang kupunya
Kepada maut yang hampir masuk
Takkan kupinta satu dua kali napas lagi
Takkan kupinta satu dua detak lagi
Aku hanya minta kau mengulurkan tanganmu yang melukiskan keropeng baka
Dan menarikku lembut dari ranjang lembab ini
Agar keanggunan berpulang menjadi lelembut
Dan senyum mengiringi napasku yang terakhir
Dan setiap selku menghela dalam sepi ketika detak terakhir bernyanyi
Dan nyawaku terbang tinggi, menggenggammu erat dalam kebahagian kebebasan
Ke langit jingga, langit biru, langit yang menjadi putih
Langit yang menelan jiwaku.
0 komentar:
Posting Komentar