Biru Jingga dan Mentari

Jingga, lihat lah langit!

Matahari indah sore ini.


Hanya sebuah pesan singkat mengganggu kantongku bergetar-getar

Pesan singkat yang membawa sejuta senyum berwarna biru

Mengurai wajahku yang lusuh, disimpul menjadi senyum jingga

Melangkah ke negeri tinggi, melayang bebas dalam khayal


Mentari, kau yang mampu melukis seuntai mawar di bibirku

Dan selalu mampu mengurai nanar dalam tatapku

Menjadi sebuah relaksasi, basuhan langit yang membujuk lembut


Mentari, biar mereka menyebar hilang di kolong langit

Dan aku disini dengan seribu kebimbangan, seribu kesepian, sendiri

Selalu ada kamu yang setia di atas sana, tak berubah walau seluruh isi kolong luruh

Tak pergi walau kusesat dalam pikir dan alam maya yang berkabut-kabut

Dan tetap seperti itulah, sayang. Jangan pernah berubah.


Mentari, biar hariku perih

Kata mereka tentang sejuta rusak tubuhku

Kau bilang, suatu hari saat kau milik langit, akan kuajak kau mengitari orbit tertinggi

Dan janjimu itu, Mentari... Buatku lepas lemas ringan menapaki lorong ini


Melihat langit, menatap cinta penuh kisah dari matamu yang berbinar-binar

Selalu berhasil membuat hariku indah menari-nari, walau lekas berganti malam

Menatap jingga yang mengganti biru, lalu biru gelap yang mengganti jingga

Mewarnai langit menemani sang surya berjaga dan terlelap.

Itulah hari, itulah hidup. Itulah rotasi, itulah revolusi.

Itulah kamu, kesayangan semesta.


Jingga lihatlah langit!

Dan kau temukan senyum dari si biru yang menitipkan sejuta kisah bidadari yang rindu bumi


Jingga lihatlah langit!

Kala resah perih mendera, karena mentari ada disana

Menunggu kau pulang, tinggal dan tak berubah


Untukmu, Jingga

Dan untuk Biru yang menutup pemakaman langit atas kematian bulan Juli.



Catatan:

Selamat ulang tahun, sayang! :)

0 komentar:

Posting Komentar