skip to main |
skip to sidebar
Mencari Puisi Yang Hilang Entah Dimana
Yang Lalu
-
▼
2009
(75)
-
▼
Juli
(65)
- Biru Jingga dan Mentari
- Rindang Sejati
- Mengejar Langit
- Arti?
- Musim Kupu-Kupu
- Meracau Saja
- Mengejar Langit II
- Jauh Semakin Jauh
- Bukan Pamit Untukmu
- Aku Pamit
- Pernah Kau Tanya Bulan?
- Kotaku
- Penyair Malam
- Kepada Maut
- Purnama Biru
- Ada Senja Untuk Segalanya
- Penghianat Untuk Si Putih dan Si Belang
- Musikku dan Musikmu
- Fajar... Jangan Datang Dulu
- Satu Kali Lagi ini Untuk Ibu
- Indahnya Duri-duri
- Jangan Diam
- Gema Membisu
- Rampai
- Luka Dalam Semerbak Merah Muda Hari ini
- Sendiri
- Khatam
- Tak Sempurna
- Irama
- Hening dalam Muram Kelabu
- Serpihanku
- Kakak
- Untukmu Satu Purnama
- Dua Mata Kuadrat
- Ibuku Dulu dan Kini
- Seuntai Badai
- Sehabis Hujan, Aku Jatuh Cinta
- Jauhkan!
- Malam Malam Malam
- Seribu
- Merah untuk Masa Depan
- Kesumba Lalu Kelabu
- Bulan, Maafkan Aku.
- T untuk kata Tanya
- U..untukmu
- sssshhh... (wee.. gue juga bisa!)
- Seperti duniaku...
- The Sweetest Sin
- Rindu
- Tuan Kesumba
- Si Pelangi Pemalu
- Mengapa Hujan, Langit?
- Ketika Langit Gagal Menjawab
- Kalau Cinta
- Madu Jahe
- Malaikat Hujan
- Jawab Pada Embun
- Ayah Bunda
- Puisi Faiz
- Senyuman Bintang
- Jika
- Blink and Think of Blank!
- Abortion
- 1001 keGILAan dalam GILA
- His Voice
-
▼
Juli
(65)
Postingan
0 komentar:
Posting Komentar