Sendiri

Thursday, December 11, 2008

Sendiri
Seperti seonggok nisan yang menyatu dengan malam
Tak kupeduli biar mereka lalu
Aku disini, menanti entah apa, entah siapa...

Sekali lagi sendiri
Kutemukan diriku di tengah-tengah pusara
Duduk merenung bergaul dengan sepi
Aku tidak menangis, Tidak! tapi merintih pilu dalam bisu

Kelopak mawar terakhir jatuh menghantam bumi
Meninggalkan tangkainya dipermainkan angin
Semilir mengombang-ambing dalam kesendirian
Sepi... sunyi

Jauh. Bintang di sana memandangku iba
Sendiri menantang mendung yang siap menghadang sinarnya
Tak sedikit pun ia berhenti berjuang untuk memberikan cahaya
Biar ia berjuang sendiri, malam itu.

Jika memang setiap manusia diciptakan berpasangan
Mengapa aku sendiri disini
Menanti entah apa, entah siapa yang berasal dari senja yang langka
Yang tak kutemukan walau di rinai hujan paling indah

Sendiri
Mungkin memang sebuah pelangi ditakdirkan untuk sendirian
Karena setiap mata terlalu mengaguminya
Namun hanya memandangi, karena pelangi itu begitu jauh

Biar pelangi itu menangis, siapa peduli?
Jika pelangi itu bersedih, siapa mengerti?

Andai aku pelangi
Aku akan bahagia karena dalam kesendirianku, dapat kuberikan warnaku pada banyak orang
Namun jika aku dapat memilih,
Betapa bahagianya aku.
Jika aku tak menjadi pelangi kesepian.

Sepi.
Sendiri.
Aku.
Berhenti.
Mencari.

0 komentar:

Posting Komentar